Rabu, 15 Januari 2014

Universitas Diponegoro UNDIP

Gedung Widya Puraya Undip Semarang
Universitas Diponegoro Semarang atau sering disebut dengan singkatan UNDIP ini merupakan salah satu universitas tertua di Jawa Tengah yang didirikan pada tahun 1956 sebagai universitas swasta dan baru mendapat status perguruan tinggi negeri pada 1961. Nama kampus ini berasal dari nama salah satu Pahlawan NasionalPangeran Diponegoro. Lokasi Kampus UNDIP tersebar di beberapa lokasi di Kota Semarang dan Jepara antara lain Kampus Pleburan Semarang, Kampus Tembalang Semarang, Kampus Kariadi, Kampus Jl. Ade Irma Suryani Jepara.
Fakultas fakultas yang ada di UNDIP SEMARANG yaitu Fakultas Kedokteran, Teknik, FISIP Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Psikologi, Perikanan dan Ilmu Kelautan, MIPA, Ekonomi, Hukum, Peternakan, Ilmu Budaya, Kesehatan Masyarakat serta Program Pasca Sarjana.
Foto Kampus Fakultas Ekonomi UNDIP Semarang
Website Utama: www.undip.ac.id
PORTAL SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS DIPONEGORO: http://penerimaan.undip.ac.id
Sekretariat / Help Desk PMB UNDIP.
Alamat: Gedung Widya Puraya Sayap Timur, Jl Prof Sudharto, SH Tembalang Semarang 50275 Jawa Tengah Indonesia.
Nomor Telepon: 024 7460041 Fax: 024 7460033.
Email: u
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Universitas Diponegoro
Universitas Diponegoro
Logo Undip
MotoWiyata Hangreksa Gapuraning Nagara
Didirikan9 Januari 1957
JenisPerguruan Tinggi Negeri
RektorProf. Sudharto P. Hadi, MES, Ph. D
LokasiSemarangJawa TengahIndonesia
JulukanUndip
Situs webwww.undip.ac.id
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
UNIVERSITAS TERFAVORIT

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sekitar awal tahun 1950-an masyarakat Jawa Tengah pada umumnya dan masyarakat Semarang khususnya, membutuhkan kehadiran sebuah universitas sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran tinggi. Hal itu untuk membantu pemerintah dalam menangani dan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pada waktu itu di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta hanya memiliki Universitas Gajah Mada yang berstatus sebagai universitas negeri.
Jumlah lulusan SMU di Jawa Tengah bagian utara yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di universitas makin meningkat, namun karena masih sangat terbatasnya universitas yang ada, sehingga tidak semua lulusan dapat tertampung. Menyadari akan kebutuhan pendidikan tinggi yang semakin mendesak, kemudian dibentuk Yayasan Universitas Semarang dengan Akte Notaris R.M. Soeprapto No. 59 tanggal 4 Desember 1956 sebagai langkah awal didirikannya universitas di Semarang dengan nama Universitas Semarang.
Beberapa tokoh yang memprakarsai berdirinya Universitas Semarang diantaranya Mr. Imam Bardjo, waktu itu menjabat Kepala Kejaksaan atau Pengawas Kejaksaan-Kejaksaan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Mr. Sudarto, Mr. Soesanto Kartoatmodjo, dan Mr Dan Soelaiman, ketiganya jaksa di Semarang.
Sedangkan beberapa tokoh yang ditetapkan pertama kali sebagai pengurus yayasan dalam akte notaris, sebagai Ketua Mr. Soedarto, Wakil Ketua Mr. Dan Soelaiman, Panitera Mr. Soesanto Kartoatmodjo, Bendahara Tuan Achmad Tjokrokoesoemo, Pembantu Mr. Imam Bardjo, Mr. Goenawan Goetomo, Mr. Tan Tjing Hak, dan Mr. Koo Swan Ik.
Pendirian Universitas Semarang ternyata mendapat tanggapan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Semarang, Pemda Propinsi Jawa Tengah, serta Pemkot Semarang. Secara resmi Universitas Semarang dibuka pada tanggal 9 Januari 1957, sebagai Presiden Universitas diangkat Mr. Imam Bardjo. Waktu itu beliau juga memberikan mata kuliah umum Hak-hak Azasi Manusia.
Mengingat usianya yang masih sangat muda dengan sarana dan prasarana pendidikan yang masih sangat terbatas, maka pada waktu itu baru dapat dibuka Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat. Sebagai dekan pertama, Mr. R. Soebijono Tjitrowinoto. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1957 dibuka pendidikan Akademi Administrasi Negara yang kemudian berubah menjadi Fakultas Sosial dan Politik, dengan dekan pertama Mr. R. Goenawan Goetomo.
Akademi Tata Niaga atau yang sekarang menjadi Fakultas Ekonomi dibuka pada tanggal 21 September 1958, sebagai dekan pertama, Dr. Tjioe Sien Kiong. Sedangkan pendidikan Akademi Teknik, yang kemudian menjadi Fakultas Teknik, dibuka pada tanggal 20 Oktober 1958, dengan dekan pertama, Prof. Ir. R. Soemarman.

Fakultas[sunting | sunting sumber]

Universitas Diponegoro memiliki 11 fakultas:

Lambang[sunting | sunting sumber]

Universitas Diponegoro mempunyai lambang yang digambarkan dalam bentuk dasar segi lima berbingkai lengku dan sisi lima yang berisi kuncup bunga melati yang sedang berkembang, berkelopak 10 helai, berdaun bunga 15 helai. Dalam kuncup bunga melati terdapat keris dan siluet Pangeran Diponegoro dan kupel (lengku kubah)) dengan 8 pancaran sinar. Tulisan Universitas Diponegoro terletak pada sisi kiri atas melengkung ke arah sisi kanan atas bunga melati, tulisan Semarang terletak dibawah kelopak bunga melati.
Lambang segi lima melambangkan dasar negara Pancasila. Kuncup bunga melati bermakna sebagai lembang pendidikan tinggi. Keris melambangkan ketajaman analisis yang menjamin kemandirian, ketepatan, presisi, dan akurasi serta kegunaan. Siluet Pangeran Diponegoro melambangkan jiwa kepahlawanan yang dimiliki oleh Pangeran Diponegoro yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tinggi rasa tanggung jawab, peka dan tanggap terhadap lingkungan dan sekaligus merupakan menifestasi jati diri Universitas Diponegoro. Kupel melambangkan religiusitas warga kampus, ketaqwaan dan kepatuhan pada agama yang dianutnya. Pancaran 8 sinar melambangkan pencerahan dan penerangan kepada masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian serta melambangkan penyebaran hasil Tri Dharma Perguruan Tinggi ke segala penjuru. Daun bunga yang berjumlah 15 helai dan kelopak bunga yang berjumlah 10 helai melambangkan tanggal dan bulan kelahiran Universitas Diponegoro, 15 Oktober.
Warna hitam pada warna dasar, inti dari keris dan pegangannya melambangkan kepribadian. Warna kuning emas (prada) pada warna bingkai dan siluet Pangeran Diponegoro melambangkan keagungan. Warna merah pada pancaran 8 sinar di belakang siluet Pangeran Diponegoro melambangkan keberanian. Warna putih pada kelopak dan daun bunga serta tulisan Universitas Diponegoro Semarang melambangkan kesucian.

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Gedung FE Undip di kampus Tembalang
Lokasi Universitas Diponegoro tersebar di beberapa lokasi di Kota Semarang dan Jepara dengan tanah seluas 2.009.862 m2 dengan perincian 7 lokasikampus dan 1 lokasi perumahan dinas:
  • Kampus Pleburan Semarang (program Pascasarjana)
  • Kampus Tembalang Semarang (Rektorat, Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, Lembaga Pengembangan Pendidikan, UPTPerpustakaan, UPT. Kemitraan dan Kewirausahaan, upt. Undip Press serta Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Peternakan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Fakultas Psikologi program Diploma dan Sarjana telah berada di kampus Tembalang, Fakultas Kedokteran)
  • Kampus Jl. dr. Sutomo 14, Zona Pendidikan RSUP dr. Kariadi Semarang (Fakultas Kedokteran <Ilmu Gizi dan Pasca Sarjana>, Laboratorium Fakultas Kedokteran)
  • Kampus Jl. Ade Irma Suryani Jepara (Lab. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)
  • Kampus Mlonggo Jepara (Fakultas Kedokteran)
  • Kampus Teluk Awur Jepara (Fakultas Ilmu Kelautan: Lab. Kelautan, Ruang Kuliah, Asrama, Perpustakaan, Rumah Dinas, Ruang Fasilitas Selam)
  • Perumahan Dinas Kagok Semarang

Sejarah[sunting | sunting sumber]

FH Undip
Sekitar awal tahun 1950-an masyarakat Jawa Tengah pada umumnya dan masyarakat Semarang khususnya, membutuhkan kehadiran sebuah universitas sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran tinggi. Hal itu untuk membantu pemerintah dalam menangani dan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pada waktu itu di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta hanya memiliki Universitas Gajah Mada yang berstatus sebagai universitas negeri.
Jumlah lulusan SMU di Jawa Tengah bagian utara yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di universitas makin meningkat, namun karena masih sangat terbatasnya universitas yang ada, sehingga tidak semua lulusan dapat tertampung. Menyadari akan kebutuhan pendidikan tinggi yang semakin mendesak, kemudian dibentuk Yayasan Universitas Semarang dengan Akte Notaris R.M. Soeprapto No. 59 tanggal 4 Desember 1956 sebagai langkah awal didirikannya universitas di Semarang dengan nama Universitas Semarang.
Beberapa tokoh yang memprakarsai berdirinya Universitas Semarang diantaranya Mr. Imam Bardjo, waktu itu menjabat Kepala Kejaksaan atau Pengawas Kejaksaan-Kejaksaan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Mr. Sudarto, Mr. Soesanto Kartoatmodjo, dan Mr Dan Soelaiman, ketiganya jaksa di Semarang.
Sedangkan beberapa tokoh yang ditetapkan pertama kali sebagai pengurus yayasan dalam akte notaris, sebagai Ketua Mr. Soedarto, Wakil Ketua Mr. Dan Soelaiman, Panitera Mr. Soesanto Kartoatmodjo, Bendahara Tuan Achmad Tjokrokoesoemo, Pembantu Mr. Imam Bardjo, Mr. Goenawan Goetomo, Mr. Tan Tjing Hak, dan Mr. Koo Swan Ik.
Secara resmi Universitas Semarang dibuka pada tanggal 9 Januari 1957 sebagai Presiden Universitas diangkat Mr. Imam Bardjo. Waktu itu beliau juga memberikan mata kuliah umum Hak-hak Azasi Manusia. Mengingat usia yang masih sangat muda dengan prasarana pendidikan yang masih sangat terbatas maka saat itu baru dapat dibuka institusi-institusi pendidikan Akademi Administrasi Negara dengan Dekan pertama Mr. Goenawan Goetomo, Akademi Tata Niaga dengan Dekan pertama Drs. Tjioe Sien Kiong, Akademi Teknik yang kemudian menjadi Fakultas Teknik dengan Dekan pertama Prof. Ir. Soemarman.
Pada upacara Dies Natalis ketiga Universitas Semarang pada tanggal 9 Januari 1960 Presiden R.I. Dr. Ir. Soekarno mengganti nama Universitas Semarang menjadi UNIVERSITAS DIPONEGORO, sebagai, penghargaan terhadap Universitas Semarang atas prestasi dalam pembinaan bidang pendidikan tinggi di Jawa Tengah. Universitas (swasta) Diponegoro dinyatakan sebagai Universitas Negeri, terhitung mulai tanggal 15 Oktober 1960 tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Universitas Diponegoro. Pada waktu itu fakutas-fakutas yang telah berdiri adalah Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat; Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dan Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan(FKIP) dengan cabangnya di Surakarta, yang kemudian menjadi IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). Pada perkembangannya kemudian, atas dasar Surat Keputusan Presiden RI. No. 1 tahun 1963, IKIP Universitas Diponegoro melepaskan diri dan kemudian berdiri sendiri sebagai IKIP Negeri di Semarang dan IKIP Negeri di Surakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro lahir pada tanggal 14 Maret 1960, ketika sedang mempersiapkan diri sebagai Universitas Negeri. Sebelum terbentuk Fakultas Ekonomi, yang ada di Undip adalah Akademi Tata Niaga yang merupakan kelanjutan dari Akademi Tata Niaga Universitas Semarang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1961 Universitas (swasta) Diponegoro dinyatakan sebagai Universitas Negeri terhitung mulai tanggal 15 Oktober 1960. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro pada saat berdirinya mempunyai dua jurusan untuk program gelar yaitu Jurusan Perusahaan dan Jurusan Umum dengan sistem pendidikan yang disebut sistem paket. Pada tahun akademik 1980/1981 sesuai dengan arahan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diterapkan sistem pendidikan yang baru disebut sistem kredit. Di bawah sistem yang baru ini nama jurusan juga diubah, yaitu masing-masing menjadi Jurusan Manajemen dan Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.
Sejak tahun akademik 1982/1983 dibuka jurusan baru yaitu jurusan Akuntansi di bawah bimbingan atau pembinaan Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 1986 sudah tidak di bawah pembinaan dari Universitas Gadjah Mada. Dengan dileburnya Akademi Administrasi Niaga Negara (AANN) Semarang pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, mulai tahun 1975 dibuka program non gelar dengan nama Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) yang kemudian pada tahun 1982/1983 ditingkatkan menjadi Program Diploma III Fakultas Ekonomi. Saat ini Program Diploma III mempunyai tiga program studi yaitu Program Studi Akuntansi, Program Studi Kesekretariatan dan Program Studi Perpajakan.
Kemudian pada tahun 1994 dibuka Program S1 Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang pada awal pendiriannya bernama Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 281/SK/PT09/1993, tanggal 27 Oktober 1993 tentang Pembentukan Program Studi S1 Manajemen, Studi Pembangunan dan Akuntansi pada Program Extension Fakultas Ekonomi Undip. Dengan keluarnya SK Ditjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 369/DIKTI/Kep.1996 tentang Pembukaan Program Ekstensi dalam Program-program Studi Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 1996, maka pada awal semester genap tahun akademik 1996/1997 penggunaan istilah Program Extension diganti dengan Program Ekstensi.
Pada tahun 1994 dibuka Program Studi Magister Manajemen (MM) yang penyelenggaraan kegiatannya berada di Fakultas Ekonomi, sedang pengelolaannya ditangani oleh ProgramPascasarjana Universitas Diponegoro. Pada tahun 1999 dibuka Program Studi Magister Akuntansi (M.Si), dan tahun 2000 dibuka Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (M.Si). Pada tahun 2002 dibuka Program Doktor/ S-3 Ilmu Ekonomi, serta pada tahun 2003 telah dibuka Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).Program gelar yaitu program sarjana menghasilkan sarjana untuk pertama kalinya dalam tahun 1967. Antara tahun 1967 sampai dengan tahun 1977 dalam setiap tahunnya rata-rata 37 mahasiswa dapat menyelesaikan studi sarjananya.Sejak berlakunya sistem semester penuh (Sistem Paket) pada tahun 1978 jumlah lulusan Sarjana Ekonomi meningkat menjadi 75 orang per tahun.
Setelah diberlakukannya Sistem Kredit Semester sejak tahun 1980 secara bertahap dan mulai menghasilkan Sarjana Ekonomi sejak tahun 1984, rata-rata lulusan adalah 180 orang per tahun. Sampai dengan tanggal 31 Juli 2006 jumlah seluruh lulusan program S1 sebanyak sebesar 8.826 orang. Sedangkan lulusan Program D III sampai dengan tanggal 31 Juli 2006 sebanyak 7.084 orang.
Universitas Diponegoro terus mengembangkan diri dengan melengkapi fakultas-fakultas yang sangat dibutuhkan sebagai pencetak sumber daya manusia yang berkualitas sarjana. Dalam kurun waktu 1961-1970, Universitas Diponegoro telah berhasil mendirikan empat fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran (1961), Fakultas Peternakan (1964), Fakultas Sastra (1965) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1965).
Sampai saat ini ada 11 fakultas di Undip, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta Fakultas Psikologi.
Universitas Diponegoro disenaraikan sebagai 100 Universitas terbaik di Asia ini sejak tahun 1980-an, dan menjalin kerjasama dengan 12 Universitas di Malaysia[2] Pada bulan Ogos 2009, Rektor Universiti Susilo Wibowo menyatakan bahawa Universiti Diponegoro Semarang sudah berhenti menerima pelajar Malaysia bagi tahun akademik 2009-10. [3][4] Kementerian Pendidikan Malaysia tidak lama kemudian mengeluarkan Undip dari daftar universitas yang diiktiraf untuk para mahasiswa kedokterannya karena universitas tersebut dianggap gagal memenuhi persyaratan dari Malaysia Medical Council (MMC).[5]

Fasilitas[sunting | sunting sumber]

  • Rusunawa Mahasiswa, mempunyai 4 twinblok, namun yang sudah siap huni baru tiga twin blok. Gedung A, mempunyai 84 kamar dengan daya tampung 252 orang, gedung B: mempunyai 96 kamar dengan daya tampung 288 orang, dan gedung D mempunyai 96 kamar dengan daya tampung 288 orang. Masing-masing kamar berisi tiga orang.[rujukan?]

Alumni[sunting | sunting sumber]

Sumber daya manusia[sunting | sunting sumber]

Saat ini, Undip didukung oleh sumber daya manusia yang cukup bermutu. Pada September 1998, Undip telah memiliki 1750 staf akademik dan 1065 staf administratif. Pada akhir September1998, jumlah mahasiswa terdaftar adalah 24.424. Rasio pengajar dibanding mahasiswa ada di dalam angka ideal 1 : 14. Angka ini tidak termasuk dosen lepas dan paruh waktu. Undip menawarkan banyak jurusan. Di dalam total 10 fakultas, terdapat 21 jurusan dan 68 program studi yang relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar kampus. Dengan SDM yang potensial kini Undip berada di jajaran universitas ternama di Indonesia bahkan di tingkat dunia (versi Asiaweek dan THES UK)

Unit Kegiatan Mahasiswa[sunting | sunting sumber]

Resimen Mahasiswa Satuan 901/Pangeran Diponegoro[sunting | sunting sumber]

Program WALAWA (Mahasiswa Wajib Latih) pada tahun 1974 dibubarkan. Dan pada tahun 1975 Menwa dibentuk ulang berdasar SKB 3 Menteri Nomor: 247 Tahun 1975 tentang Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa Dalam Rangka Mengikutsertakan Rakyat Dalam Pembelaan Negara,dimana keanggotaan Menwa adalah mahasiswa yang telah lulus pendidikan Menwa (latihan dasar kemiliteran) dan Alumni Walawa. Komandan pertama Menwa Undip adalah Madiono (Drs. Madiono, SH - mantan Rektor Universitas Pandanaran) dan komandan kedua adalah Muladi (Prof. Dr. H. Muladi, SH - mantan Rektor Undip. Pada masa setelah reformasi pembinaan Resimen Mahasiswa diatur SKB 3 Menteri tanggal 11 Oktober 2000.
Para anggota Menwa dilatih untuk menjadi generasi pemikir dan pejuang, segi positif menjadi anggota Menwa adalah dapat memperoleh berbagai Pendidikan kebela negaraan, pergaulan yang luas antar sesama anggota Menwa se Indonesia.
Jenis Pendidikan dan Latihan Di Menwa Sat 901/PD yaitu:
  • Pra Pendidikan Dasar di Tembalang dan Bantir
  • Pendidikan Dasar Menwa di RINDAM IV / Diponegoro Magelang
  • Kursus Kader Pelaksana di RINDAM IV / Diponegoro Magelang
  • Kursus Kader Pemimpin di PUSDIKTER Bandung
  • Pendidikan Khusus dan Latihan lainnya, diantaranya : Pendidikan SAR , Suspelat (Kursus Kader Pelatih), Gladi Provost Menwa, Latihan Kepemimpinan Putri Menwa, Latsitarda Nusantara (sejenis KKN gabungan antara mahasiswa dan Taruna Akademi TNI serta Akademi Kepolisian).

UKM TEATER DIPONEGORO[sunting | sunting sumber]

Teater Diponegoro lahir pada tanggal 2 Oktober 1997 atas prakarsa dari tiga unit teater fakultas Universitas Diponegoro yang telah membentuk Tim 6 yang terdiri dari 2 orang anggota teater EMKA (Fak. Sastra), 2 orang anggota teater BUIH (Fak. Ekonomi),dan 2 orang anggota teater TEMIS (Fak. Hukum). Nama teater Diponegoro diambil dari nama Universitas Diponegoro. Nama Diponegoro dijadikan sebagai nama teater karena selain mengandung nilai filosofis dari sejarah perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia kita mengenal tokoh Diponegoro yang walau dibesarkan di lingkunag keraton, beliau masih mempunyai kepedulian dan semangat juang yang tinggi untuk membela bangsanya yang tertindas oleh bangsa penjajah pada masa itu.
Nama Teater Diponegoro diambil dari nama universitas kita, yaitu Universitas Diponegoro. Pemberian nama tersebut tidaklah memiliki maksud negatif, yaitu dalam artian bahwa kita bukan sekedar menebeng nama besar Undip atau kurang kreatif dalam pemberian nama, tapi kita lebih menekankan pada kebanggaan untuk menjunjung tinggi almamater. Pemberian nama tersebut juga mengandung nilai filosofi dari sejarah perjuangan bangsa kita untuk merebut kemerdekaan. Dalam perjuangan ini kita telah mengenal seorang sosok pejuang dari tanah Jawa, yaitu Pangeran Diponegoro. Meskipun Pangeran Diponegoro dibesarkan dalam lingkungan keraton, beliau masih memiliki kepedulian dan semangat juang yang tinggi untuk berjuang dan membela bangsanya yang tertindas oleh bangsa penjajah dan masa itu. Kita sebagai insan seni yang menggeluti dunia seni teater atau seni peran diharapkan juga mampu untuk berjuang membela kebenaran dan keadilan melalui jalur yang kita miliki ini tanpa mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
Alasan mendasar dibentuknya Teater Diponegoro ini adalah untuk memberikan wadah kesenian, khususnya seni teater kepada mahasiswa-mahasiswi Undip yang berminat dan merasa memiliki bakat pada seni teater. Alasan lain yang cukup mendasar dibentuknya Teater Diponegoro ini adalah bahwa dulu pernah lahir sebuah UKM teater di Undip, yaitu teater Klas. Teater ini sebagai sebuah UKM di Undip pernah berjaya dan dikenal oleh semua kelompok teater di Semarang.
Karya